Friday, October 16, 2009

Sampah Veto, Lekang Oleh Notifikasi

GREEN! Mungkin pada era sekarang ini kata tersebut sudah mengalami perluasan makna, dari yang hanya berperan sebagai penunjuk warna, sekarang bertambah menjadi "menyelamatkan bumi", atau "menanam pohon", atau "tidak buang sampah sembarangan", atau "mencegah global warming", atau "(fill in the blank)".

GREEN! Kata ini mulai menjadi mayoritas tema suatu acara sejak adanya isu global warming.

GREEN! Larangan larangan untuk membuang sampah sembarangan pun yang memang sudah mendarah daging, mulai digencarkan sejak adanya isu global warming ini.

Dilarang buang sampah sembarangan! Oke, sangat frontal, dan tanpa basa basi, usaha yang cukup  baik pun dibuktikan dengan adanya tempat sampah terpisah antara sampah kering dan sampah basah.

Anda tau upil? Upil bisa dedifinisikan sebagai hasil saring bulu hidung atas kotoran kotoran yang masuk melalui medium udara. Sesungguhnya upil ini justru bermanfaat sebagai indikator kinerja bulu hidung seseorang. Bukan menurut dokter, dengan tidak adanya upil berarti tidak ada kotoran yang disaring saat menghirup udara melalui hidung, itu berarti kotoran kotoran yang ada pada udara hirup masuk semua ke badan kita, itu berarti buruk bagi kesehatan.

Aktivitas mengambil upil dengan menggunakan salah satu jari tangan dapat disebut sebagai ngupil. Pertanyaannya, karena upil adalah ampas hasil saringan bulu hidung, apakah upil ini termasuk sampah? Jika tidak, maka termasuk apakah upil itu? Mari hiraukan jawaban tidak, mari fokuskan pada jawaban iya.

Jika upil adalah sampah, adakah orang yang membuang upil pada tempatnya? Pertanyaanpun bertambah, apakah ada tempat pembuangan upil? Pertanyaan kian bertambah, kemana selama ini Anda membuang upil?

"KEMANA SELAMA INI ANDA MEMBUANG UPIL?", yang pasti Anda membuang upil ke tempat yang tidak pernah Anda ingat. Banyak metode dalam membuang upil ini, dari cara diam-diam, menempelnya pada suatu bidang datar, sampai menyentilnya tanpa sudut sinus yang jelas. Lalu kemana upil itu berakhir?

Tapi satu hal juga yang patut dibingungkan, jika memang upil bebas untuk dibuang kemana saja, tanpa ada orang yang hirau, kenapa tidak pernah ada penumpukan upil berlebihan? Dan apakah upil termasuk ke dalam kelompok objektif pada peringatan "Dilarang buang sampah sembarangan"? Jika iya, maka sukseslah upil menjadi sampah yang mempunyai hak veto untuk dapat dibuang sembarangan, tanpa ada sangsi peraturan yang mengikat.

Karenanya lah postingan ini penuh pertanyaan, dan kerananya lah juga Anda harus menyaring diri sebagai pengupil aktif atau pasif